
Selama ini, tiada hentinya kita masyarakat Indonesia menanti-nantikan momen untuk berjaya di tingkat Asia. Suatu harapan yang sangat tinggi tanpa dilandasi realitas. Kita kurang memahami betapa level kita masih belum mampu untuk disandingkan di tingkat Asia. Baik dari segi manajemen, pembinaan, teknis, support dll, kondisi sepakbola kita masih jauh dari kondisi setara tim papan atas Asia. Sayangnya kondisi itu lebih diperburuk dengan adanya gelombang tsunami pertikaian kubu yang menyapuh bersih landasan sepakbola nasional kita.
Kita masih ingat betapa kekuatan kita memang masih sulit untuk menembus level ASIA. Sebagai rujukan dalam babak penyisihan piala dunia lalu, sekalipun kita bisa lolos ke babak ke III namun pada level itu timnas kita menghadapi tim-tim kuat dari ASIA. Adapun hasilnya tidak ada satu poin pun yang dapat kita koleksi. Dan semakin nyata lewat hasil pertandingan melawan Jepang dan Australia di kualifikasi piala ASIA di Pakanbaru dengan resultat kekalahan dua kali.
Melihat kondisi ini, sudah sepantasnya kita realistis dan memulai harapan kita dari level ASEAN dalam masa dua tahun ini. Didepan kita ada dua momen untuk membuktikan diri bahwa timnas kita layak mendominasi kancah sepakbola negara ASEAN. Momen yang paling dekat adalah AFF Cup yang akan dilaksanakan mulai November mendatang di Malaysia dan Thailand, kemudian ada SEA Games tahun 2013. Ujian kekuatan timnas kita akan ternilai dari kedua turnamen ini.
Seiring dengan persiapan menuju kedua even itu, semoga atmosfer sepakbola kita semakin membaik melalui kerja Komite Bersama yang sedang merumuskan solusi dari permasalahan pengelolaan sepakbola nasional. Adalah sebuah kebenaran bahwa manajemen organisasi yang bagus akan menghasilkan tim sepakbola yang baik pula. Semoga dalam lima bulan kedepan solusi dari masalah yang ada sudah mendapatkan format kerjasama yang tepat demi kemajuan sepakbola nasional.
Jalan menuju prestasi tingkat ASIA harus dimulai dari dominasi di kancah ASEAN. Pada tahun 90-an, Thailand merupakan negara yang mendominasi sepakbola Asean dan juga mampu mengimbangi tim-tim di tingkat ASIA. Sedangkan di masa sekarang muncul kekuatan baru seperti Myanmar, Singapura, dan Filipina yang juga patut di perhitungkan disamping Thailand, Malaysia, Vietnam yang sudah lama berada di papan atas kancah sepakbola ASEAN. Oleh sebab itu kita harus menyusun format pembinaan, kompetisi, sistem, dll yang mampu mensupport kebutuhan timnas.
Momentum kemajuan timnas itu sudah terlihat melalui bibit-bibit pemain dalam timnas U22 yang berlaga di Pakanbaru sekarang ini. Jika pemain yang sedang berlaga di kualifikasi AFF ini terus di bina dan dibuatkan program latihan yang baik dan moderen, maka saya percaya dalam satu tahun kedepan kita akan menghasilkan timnas yang tangguh dan berprestasi.
Dari pengamatan saya sejak tahun 90-an saat timnas Primavera kita menjadi tim impian masa depan saat itu, pada timnas U22 inilah saya melihat kemiripan dalam bermain sepakbola. Pada masa-masa tim primavera yang diperkuat oleh pemain seperti: Kurniawan D.Y, Aples T, Yeyen T, Bima Sakti, Kurnia S dll, kita menyaksikan permainan sepakbola modern. Bahkan pelatih tim Korsel saat itu sempat mengagumi permainan timnas primavera. Sayangnya tim ini tenggelam sejak kegagalan mereka menembus penyisihan Pra Olimpiade 1996 melawan Korea Selatan.
Seperti halnya kegagalan tim Primavera, timnas U22 ini juga dikandaskan oleh raksasa Asia lainnya yakni Jepang dalam perebutan tempat menuju piala Asia. Memang masih ada timnas Senior jaman Widodo C putro, Fachri Husaini dll yang menampilkan permainan yang baik, namun masih jauh dari pola permainan modern.
Harapan kita menuju dominasi ASEAN sudah ada di timnas U22 ini. Dan untuk menunjukkan bahwa kita mampu mendominasi ASEAN, maka hadangan pertama akan kita hadapi hari Minggu nanti melawan Singapura. Dari segi kualitas, timnas U22 ini masih sangat potensial untuk berkembang. Para pemain masih rata-rata berusia dibawah 21 tahun dengan tehnik individu yang sudah terlihat bagus. Apabila kita bisa mengalahkan Singapura, maka semangat dan motivasi pemain akan terdorong untuk terus mengasah kemampuan mereka. Berlatih, bertanding, belajar, bersemangat, dll adalah faktor penting kesuksesan timnas ini.
Jadi intinya adalah mengalahkan Singapura merupakan kunci utama untuk memperoleh dorongan masuk kedalam dominasi ASEAN. Para pemain harus tampil spartan, termotivasi dan menunjukkan bahwa mereka mampu. Sesungguhnya mereka telah menampilkan permainan yang atraktif dan menarik walaupun masih memiliki banyak kelemahan individual. Namun semua itu bisa diatasi apabila tim pelatih dan para pemain saling menaruh kepercayaan dan respek serta meletakkan target nasional diatas segalanya.
Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah peranan direktur tehnik dalam menentukan dan meletakkan keseragaman dasar dan pola permainan tim nasional. Harus ada kordinasi yang baik dari dirtek dengan pelatih tim senior dan pelatih tim yunior. Jangan sampai pemain muda dibina dengan pola yang berbeda dengan yang diterapkan pelatih tim senior.
Sekalipun kita sedang mengalami kegagalan menembus zona Asia, namun kita pantang mundur untuk membangun diri dan berjuang untuk maju. Kita adalah bangsa yang terbentuk dari sebuah perjuangan. Nyali kita dipenuhi dengan semangat patriotis, dan tujuan kita adalah mendominasi dengan sportivitas tinggi.
“Terimalah Mandat untuk Mendominasi ASEAN”
Ayoo…satu kali lagi  timnas U22, tunjukkan bahwa Indonesia lebih baik dari Singapura. (bato kapua, kompasiana)
 
 
No comments:
Post a Comment